BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah
satu teknologi kecepatan tinggi yang saat ini paling banyak didiskusikan dan
banyak mendapat dukungan adalah digital subscriber line (DSL). Teknologi DSL
ini menyajikan transmisi data dalam range kecepatan mencapai skala mega bit per
detik dengan memanfaatkan jaringan telpon yang sudah ada. Kecepatan tinggi
dapat dicapai dengan membagi jalur telpon ke dalam lebar pita 4 kHz. Ganggunan
noise pada jalur, secara dinamik ditentukan oleh jumlah bit per pita frekuensi dan
jumlah pita yang dapat digunakan. Sebagai contoh jika terjadi noise pada range
frekuensi tertentu, pita pada range tersebut jadi tidak tersedia dan data akan
disistribusikan menggunakan pita-pita frekuensi yang lain. Sebagai tambahan,
dalam penyediaan komunikasi kecepatan tinggi, DSL akan mem-bypass switch
sehingga akan mengurangi kemacetan di kantor sentral telpon. Ini akan
memperpendek masa tunggu bagi pengguna telpon untuk memutar nomor telpon yang
dituju karena terjadinya kelebihan beban pada switch.
Meskipun banyak jenis teknologi DSL, ADSL adalah salah satu
jenis DSL yang lebih bagus untuk aplikasi-aplikasi multimedia dan internet.
Sementara server atau kantor sentral mentransmisikan data-data yang masuk ke
para pelanggan, lebih banyak lebar pita frekuensi yang diberikan ke arus
downstream. Laju transmisi 8 Mbps dapat dicapai dengan memanfaatkan jaringan
telpon kabel berpasangan yang telah ada untuk jarak mencapai 3,6 km. Laju data
pada arus upstream biasanya mencapai 1 Mbps. Transmisi juga dapat dilakukan
untuk jarak yang lebih jauh dengan biaya yang sama dengan transmisi kecepatan
rendah. Kode jalur discrete multi tone (DMT) saat ini merupakan satu-satunya
standar teknologi ADSL. Kode ini berbasis pada standar ANSI T1.413.
A. Pengertian Teknologi DSL (Digital Subscriber Line)
DSL
(berasal dari bahasa Inggris: Digital Subscriber Line) adalah satu set
teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang
digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon
setempat. Biasanya kecepatan downolad dari DSL berkisar dari 128 kbit/s sampai
24.000 kb/s tergantung dari teknologi DSL tersebut. Kecepatan upload lebih rendah
dari download untuk ADSL dan sama cepat untuk SDSL.
DSL merupakan kumpulan
teknologi-teknologi yang memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan pada
jaringan telepon tembaga biasa yang telah lama ada untuk menghantarkan data
digital berkecepatan tinggi. Koneksi DSL sangat mudah digunakan seperti halnya
koneksi dial-up biasa. Namun, sifat dan kecepatannya seperti halnya koneksi
leased line yang dapat selalu aktif selama koneksi ke sentral terminasi DSL
masih aktif.
Teknologi DSL dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat
bernama DSLAM (DSL Access Multiplexer). Perangkat inilah yang membuat media
koneksi berjalan menggunakan teknologi DSL dan menjadi pusat terminasi. DSL
biasanya menggunakan sinyal frekuensi dengan range yang cukup tinggi, yaitu
hingga 1 MHz. Masing-masing tipe DSL berbeda-beda dalam hal penggunaan
frekuensi. Sebagai contoh teknologi ADSL menggunakan frekuensi 20 KHz sampai 1
MHz.
Dengan bekerja pada frekuensi ini, ADSL tidak akan mengganggu
sinyal suara yang juga dibawa dalam media ini. Jadi, pengguna masih tetap dapat
melakukan peneleponan sementara koneksi Internet juga tetap berjalan. Lain
halnya dengan DSL jenis Single-line
DSL yang menggunakan frekuensi yang sama dengan sinyal suara.
Dengan spesifikasi ini, maka pelanggan DSL jenis ini tidak akan dapat melakukan
peneleponan ketika ber-Internet.
Meskipun banyak jenis teknologi DSL, ADSL adalah salah satu
jenis DSL yang lebih bagus untuk aplikasi-aplikasi multimedia dan internet.
Sementara server atau kantor sentral mentransmisikan data-data yang masuk ke
para pelanggan, lebih banyak lebar pita frekuensi yang diberikan ke arus
downstream. Laju transmisi 8 Mbps dapat dicapai dengan memanfaatkan jaringan
telpon kabel berpasangan yang telah ada untuk jarak mencapai 3,6 km. Laju data
pada arus upstream biasanya mencapai 1 Mbps. Transmisi juga dapat dilakukan
untuk jarak yang lebih jauh dengan biaya yang sama dengan transmisi kecepatan
rendah. Kode jalur discrete multi tone (DMT) saat ini merupakan satu-satunya
standar teknologi ADSL. Kode ini berbasis pada standar ANSI T1.413.
ADSL melalui jalur POTS dan ISDN
Konsep
dasar dari ADSL adalah untuk membebani, mengirim ataupun untuk menerima
sinyal-sinyal digital pada jalur kabel tembaga pada pita frekuensi yang berbeda
dengan yang digunakan untuk pelayanan telpon. Hal ini memungkinkan ADSL untuk
ditransmisikan baik melalui jalur telpon reguler (kadang disebut sebagai
pelayanan telpon model kuno POTS) maupun melalui pelayanan ISDN digital. Pita
frekuensi, terbagi penggunaanya antara yang untuk pelayanan telpon dengan yang
untuk ADSL dengan menggunakan apa yang disebut passive splitter (pemisah
pasif). Untuk jalur-jalur POTS, modem-modem ADSL mampu menyediakan akses data
dan pelayanan suara telpon, bahkan pada kondisi jika terjadi kegagalan daya.
Sampai sekarang, sejumlah sistem telah ada tetapi
ditinggalkan oleh para pengguna yang menginvestasikannya untuk teknologi ISDN
meskipun merupakan pilihan yang sulit. Apakah mereka harus meninggalkan
investasi yang telah ditanam atau melaju dengan perbaikan antara 50-100 kali
lipat dalam kecepatan transmisi yang dijanjikan oleh ADSL? ISDN mempunyai
karakteristik yang memungkinkan para penggunanya untuk tidak menyerah. Perusahaan-perusahaan
telekomunikasi telah berjuang keras untuk memperluas penggunaan ISDN, dan
disinilah menariknya memanfaatkan sistem yang telah ada. Modem-modem ADSL yang
dapat dimanfaatkan dengan jalur ISDN memungkinkan perusahaan-perusahaan telekomunikasi
dan para konsumen ISDN untuk melindungi investasi yang dilakukan ketika
mengadopsi ISDN. Selain itu juga masih dimungkinkan untuk mengakses
aplikasi-aplikasi multimedia dan internet dengan kecepatan tinggi yang
dimungkinkan.
Pengalokasian Spektrum
Komunikasi
suara tradisional dengan telpon hanya menggunakan frekuensi sampai 4 Khz. ISDN
menggunakan porsi spektrum sampai 70 kHz. Frekuensi-frekuensi di atas angka
ini, misalnya sampai 1,1 MHz, tersedia bagi teknologi ADSL.
ISDN
dan ADSL harus dikombinasikan dengan cara bahwa sinyal-sinyal ISDN yang keluar
seutuhnya ditransmisikan secara terpisah dengan menggunakan frekuensi yang
biasa (Gambar 1). Sinyal ADSL terlarang bagi pita frekuensi yang lebih tinggi,
sehingga tidak overlap dengan sinyal ISDN. Sinyal-sinyal pilot dan start-up
juga dapat dipindah ke frekuensi yang berbeda.

Gambar 1. Pada keadaan darurat, menjaga sinyal telpon seutuhnya
Keterbatasan teknis ini juga harus diatasi berkaitan dengan
sistem pelayanan kombinasi yang memanfaatkan lebar pita berbeda guna mencapai
hasil yang efektif dan andal. Disebabkan dekatnya daerah spektrum sinyal ISDN
dan ADSL pada metoda ini, mengakibatkan potensi terjadinya saling gangguan. Secara
konvensional, masalah seperti ini memiliki resiko tersendiri untuk ADSL nya.
Filter yang dirancang secara khusus dapat secara efektif menghilangkan gangguan
ini tanpa terjadi distorsi yang berarti antara masing-masing sinyal.
Mengubah pita frekuensi yang digunakan ADSL pada jaringan
ISDN yang telah ada bisa menimbulkan 2 resiko sbb:
·
Pertama, masalah cakap silang ujung dekat (NEXT,
near-end crosstalk) di kantor sentral telpon seperti diilustrasikan pada Gambar
2. Jika perusahaan telpon memiliki pelanggan yang terdiri atas campuran acak
antara sistem ADSL-POTS dan ADSL-ISDN, dimungkinkan terjadi crosstalk
yang cukup berarti ketika sinyal-sinyal yang berbeda masuk ke lebar pita yang
sama. Gambar 2 menunjukkan karakteristik filter dari splitter tertentu pada
penggunaan transmisi sinyal ADSL. Ingat bahwa splitter yang umum digunakan pada
sistem POTS-ASDL mentransmisikan semua sinyal-sinyal downstream ADSL (misalnya
ke pelanggan) pada frekuensi di atas 150 kHz. Karena meningkatnya ADSL ke
frekuensi yang lebih tinggi, upstream ISDN-ADSL mentransmisikan sinyal pada
frekuensi 170-250 kHz. Sehingga pada range ini crosstalk antara sinyal-sinyal
upstream dan downstream ADSL bisa menjadi masalah yang serius.

Gambar 2. Di sini ditunjukkan daerah spektrum yang digunakan oleh ADSL pada konfigurasi standar. Jika menggunakan POTS saja, atau ISDN saja, tidak ada masalah karena sinyal-sinyal downstream dan upstream tidak saling overlap. Tetapi jika diterima campuran acak sistem POTS-ADSL dan ISDN-ADSL, akan terjadi crosstalk antara sinyal-sinyal POTS-down dan ISDN-up, karena keduanya menggunakan pita frekuensi 150-200 kHz.
·
Kedua, karena splitter yang berbeda digunakan
untuk POTS dan ISDN, biaya untuk switching dari POTS-ADSL ke ISDN-ADSL jadi
meningkat baik yang harus ditanggung oleh operator maupun oleh pelanggan. Ini
untuk pelanggan yang telah memiliki ADSL dan ingin mengupgrade dari POTS ke
ISDN. Prosedur yang rumit pada saat memodifikasi atau merubah modem ADSL harus
dihadapi baik oleh operator maupun oleh pelanggan. Pelanggan harus membeli
peralatan baru, sementara operator harus melatih teknisinya untuk melakukan
swap (pemindahan sistem). Juga ada masalah psikologis pada saat frekuensi yang lebih
luas diberikan untuk ADSL dengan POTS daripada untuk ISDN, karena ADSL akan
memberikan kinerja lebih baik dengan POTS. Pengguna akan kecewa manakala
melakukan upgrade ke ISDN menghasilkan kinerja ADSL yang lebih buruk.
Sebuah splitter
universal yang merupakan kombinasi splitter ISDN dan POTS dapat mengeliminasi 2
resiko di atas. Splitter ini dapat mengalokasikan lebar pita frekuensi yang
lebih besar untuk sinyal POTS, dan membawa daya cukup kuat untuk arus dan
tegangan sinyal POTS, sehingga secara efektif dapat mengeliminasi setiap
distorsi dari sinyal suara. Splitter ini akan mengurangi lebar pita dari sinyal
ADSL (ketika dipakai bersama POTS), tetapi pengurangannya terbatas hanya sampai
sekitar 10%. Menggunakan splitter universal dapat mengurangi timbulnya NEXT
karena pemindahan sinyal POTS downstream. Pendekatan ini menyederhanakan
upgrade dari POTS ke ISDN, karena modem ADSL tidak tergantung pada pilihan
pelayanan. Keuntungan lain adalah bahwa operator telekomunikasi menggunakan
peralatan yang sama baik untuk pengguna-pengguna ADSL-POTS maupun ADSL-ISDN.
Hal ini akan menyederhanakan perencanaan, pengadaan, maupun penginstalasian.
B. Tipe-tipe DSL
Teknologi DSL memang berkembang cukup cepat. Dari perkembanganya
itu, teknologi DSL terbagi-bagi menjadi lebih dari satu tipe. Semua tipe
tersebut memiliki ciri khas dan keunggulannya masing-masing. Berikut ini adalah
tipe-tipe koneksi broadband mengadopsi teknologi DSL yang umum digunakan saat
ini:
Ø Asymmetric DSL (ADSL)
Yang dimaksud dengan kata Asymmetric DSL adalah teknologi ini
memberikan kecepatan transfer data yang berbeda antara proses pengiriman data
(upload) dan penerimaan data (download). Karena ketidaksamaan inilah, maka
diberikan istilah Asymmetric untuk teknologi ini. Biasanya kecepatan downloading
data akan lebih besar daripada uploading, mengingat lalu-lintas data Internet
khususnya untuk level pengguna akhir lebih banyak men-download.
Tipe DSL seperti ini memang sengaja diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna level perumahan, di mana traffic menerima data lebih besar
daripada melakukan pengiriman. Kondisi seperti ini sangat cocok untuk
aplikasiaplikasi level pengguna akhir seperti misalnya melakukan download musik
dan film, surfing, online games, menerima e-mail, dan banyak lagi. ADSL
menyediakan koneksi upstream yang relative lambat karena biasanya koneksi ini
hanya digunakan untuk melakukan permintaan data ke Internet. Dengan adanya
spesifikasi seperti ini, harga servis ADSL bisa ditekan semurah mungkin
sehingga terjangkau oleh pengguna rumahan.
Ø Symmetric DSL (SDSL)
Kebalikan dari Asymmetric, Symmetric DSL merupakan koneksi yang
memiliki spesifikasi jalur upload dan download yang sama persis keduanya.
Jaringan dengan spesifikasi seperti ini sangat cocok digunakan untuk keperluan
aplikasi komersial, di mana pengguna akhir juga memiliki kemampuan untuk
mengirim data dalam jumlah besar ke Internet. SDSL sangat cocok digunakan untuk
aplikasi seperti pengiriman e-mail besarbesaran dengan attachment yang besar,
melakukan upload informasi ke Internet, membuat web server, FTP server, dan
banyak lagi. Biasanya servis jenis ini harganya lebih mahal daripada ADSL dan
sangat cocok untuk keperluan perusahaan.
Ø G. Symmetric
High-speed Digital Subscriber Line (G.SHDSL),
Teknologi DSL yang satu ini dapat melayani penggunanya dengan
fitur multi-rate (kecepatan yang dapat berbeda-beda), multi-service, dengan
jarak jangkauan yang lebih panjang dari teknologi DSL yang lainnya, dan dapat
dikuatkan sinyalnya sehingga dapat berjalan sangat jauh. G.SHDSL ini dapat
memberikan penggunanya kecepatan transfer mulai dari 192 Kbps sampai dengan 2,3
Mbps. Teknologi ini diklaim dapat memberikan jarak jangkauan 30 persen lebih besar
daripada teknologi DSL lainnya yang ada saat ini. Teknologi ini diharapkan
nantinya dapat menggantikan implementasi dari SDSL yang ada saat ini.
Ø Integrated Service Digital Network DSL (IDSL)
Dari namanya saja, mungkin Anda sudah dapat menduga bahwa teknologi
DSL yang satu ini merupakan perpaduan fitur antara teknologi ISDN dengan DSL.
Seperti halnya ISDN, IDSL menggunakan satu pair kabel untuk mentransmisikan
data secara full duplex dengan kecepatan hingga 144 Kbps. IDSL pada dasarnya
adalah sebuah line ISDN BRI yang digunakan sebagai jalur leased line, dengan
kata lain jalur ISDN BRI yang tidak perlu di-switch penggunaannya. Jalur IDSL
ini tidak memiliki channel signaling seperti ISDN yang sesungguhnya. Jalur ini
dapat dikonfigurasi dengan kecepatan 64 Kbps, 128 Kbps, atau 144 Kbps.
IDSL hanya digunakan untuk membawa komunikasi data saja, tidak
seperti ISDN yang juga bisa digunakan untuk suara. IDSL sangat ideal untuk
digunakan di kantor-kantor cabang karena sinyalnya bisa dikuatkan persis
seperti ISDN. Sistem billing-nya juga tidak seperti ISDN karena IDSL biasanya
dibanderol dengan harga tetap (Flat price).
Ø Very-high-data-rate DSL
(VDSL)
VDSL dapat menghantarkan data penggunanya mulai dari 13 Mbps
sampai dengan 52 Mbps downstream dan 1,5 hingga 2,3 Mbps upstream hanya dengan
menggunakan satu pasang kabel tembaga twisted. Jarak jangkauan dari teknologi
inilah yang menjadi kelemahannya, karena jarak maksimalnya hanya sejauh 1,3 km
saja.
Ø High-data-rate DSL (HDSL)
Teknologi HDSL memiliki kecepatan transfer data yang sama dengan
jaringan E1 saat ini. Maka dari itu, HDSL memang telah banyak digunkan oleh
penyedia jasa jaringan untuk menggantikan jalur-alur E1 mereka yang relatif
lebih mahal biaya penyediaannya. HDSL dapat beroperasi melayani penggunanya
dalam jarak 3,6 km saja. Namun, repeater atau penguat dapat Anda pasang untuk
memperpanjang jangkauannya.
A. KESIMPULAN
DSL
(berasal dari bahasa Inggris: Digital Subscriber Line) adalah satu set
teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang
digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon
setempat. Biasanya kecepatan downolad dari DSL berkisar dari 128 kbit/s sampai
24.000 kb/s tergantung dari teknologi DSL tersebut. Kecepatan upload lebih
rendah dari download untuk ADSL dan sama cepat untuk SDSL.
DSL merupakan kumpulan
teknologi-teknologi yang memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan pada
jaringan telepon tembaga biasa yang telah lama ada untuk menghantarkan data
digital berkecepatan tinggi. Koneksi DSL sangat mudah digunakan seperti halnya
koneksi dial-up biasa. Namun, sifat dan kecepatannya seperti halnya koneksi
leased line yang dapat selalu aktif selama koneksi ke sentral terminasi DSL
masih aktif.
Contoh teknologi DSL (kadangkala disebut xDSL)
termasuk:
Ø High-bit-rate Digital Subscriber Line (HDSL
Ø Symmetric Digital Subscriber Line (SDSL),
Ø Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL),
Ø Rate-Adaptive Digital Subscriber Line (RADSL)
Ø G. Symmetric High-speed Digital Subscriber Line
(G.SHDSL),
TEKNOLOGI DSL (Digital Subscriber Line)
Reviewed by bustam
on
10/08/2012
Rating:
Makasih banyak sudah share
ReplyDeletesolder uap
Arti spektrum apa min
ReplyDelete